Wednesday, February 23, 2011

Jati Diri Kepemimpinan Kresna - Rama Nitis

Yudhistira duduk rapat bersama Kresna, Bima, Nakula, Sadewa, Samba dan Setyaki. Mereka membicarakan nasib Gathotkaca.

Tiba-tiba Gathotkaca jatuh dari angkasa. Mengerang kesakitan, ia merangkak menghadap raja Yudhistira. Kemudian Arjuna datang. Raja meminta agar Arjuna segera menolong Gathotkaca.

Arjuna pun mengambil anak panah yang bersarang di perut Gathotkaca dengan anak panah pula. Maka Gathotkaca sembuh kembali.

Kresna ingat perjanjian yang diberikan oleh Ramawijaya dan Lesmana. Ia lalu minta ijin pergi bersama Arjuna ke Pancawati.




Di Pancawati, Rama Wijaya, Lesmana dan Sugriwa tengah menanti kedatangan Anoman. Kemudian Anoman datang bersama Resi Brantalaras. Rama Wijaya meminta kesediaan sang resi untuk menyembuhkan penyakit Sinta. Sang Resi mendekati Sinta. Setelah diusap dahinya, sembuhlah penyakit Sinta. Lalu Sinta diserahkan kepada Rama Wijaya. Resi Brantapernali datang menghadap Ramawijaya. Dalam pertemuan itu Rama Wijaya ingin menghadiahkan kerajaan Pancawati kepada Resi Brantalaras sebagai upah pengobatan.

Maka Resi Brantalaras pun menjadi raja, sedangkan Resi Brantapernali menjadi patihnya.

Raja Brantalaras duduk dibalai penghadapan, kemudian Cocakrawun datang menghadap, melapor kedatangan musuh dari Ngamarta. Patih Brantapernali diminta menyambut kedatangan musuh. Maka Patih Brantapernali terjun perang melawan warga Pandhawa.

Ternyata Bima, Arjuna Gathotkaca dan Setyaki tidak mampu melawan amukan Brantapernali. Kresna segera datang menolong, dan senjata Cakra dilepaskan. Terkena Cakra, Brangtapernali berubah menjadi Srikandi.

Raja Brantalaras datang bersama Sinta. Kemudian Kresna melepaskan Cakra. Terpanah Cakra, Brantalaras berubah menjadi Sembadra. Sedangkan Sinta lenyap setelah di Cakra, menyatu dalam tubuh Sembadra.

Bathara Guru, Bathara Narada, Bathara Panyarikan dan Bathara Sambu berunding di Kahyangan. Bathara Guru menugaskan Bathara Narada supaya turun ke Marcapada. Anoman disuruh bertapa di Kendalisada, Wibisana diminta memerintah negara Singgela, sedangkan raja Sugriwa dan prajuritnya diminta agar masuk ke api korban, masuk ke Nirwana. Bathara Narada pun turun ke Marcapada.

Rama Wijaya, Lesmana, Wibisana, Sugriwa, Anoman dan Anggada berbicara tentang persahabatan mereka dengan raja Brantalaras dan Brantapernali. Tengah mereka berbicara, datanglah Cocakrawun yang memberi tahu bahwa Brantalaras dan Brantapernali hilang di medan perang. Demikian juga Sinta.

Rama Wijaya marah, lalu pergi ke medan perang. Kresna menyambut kehadiran Rama Wijaya. Terjadilah perkelahian, tetapi tidak ada yang kalah. Rama Wijaya ingat, pernah berjanji akan bersatu dengan manusia jelmaan Bathara Wisnu. Maka Rama Wijaya kemudian lenyap dan bersatu dengan Kresna. Lesmana membela Rama Wijaya, lalu berperang melawan Arjuna.















Prabu Ramawijaya menitis kepada Kresna, manusia jelmaan Batara Wisnu. karya : Herjaka HS

Akhirnya Lesmana menyatu bersama Arjuna. Ternyata Arjuna tidak sanggup bersatu dengan Lesmana sehingga Lesmana dilepas dan menjelma ke dalam Baladewa. Tapi kemudian Lesmana lepas dari Baladewa, dan ingin menjelma kembali pada Arjuna. Arjuna sanggup menerima, tetapi menolak sikap wadatnya.

Anoman bergulat dengan Gathotkaca. Bathara Narada datang melerai, Anoman disuruh bertapa di Kendhalisada. Kemudian Bathara Narada menemui Wibisana dan menyuruh supaya menjaga negara Singgela. Setelah damai, semua perajurit dan warga Pandhawa oleh Kresna diminta kembali ke Ngamarta.

Raja Yudhistira kembali rapat dengan Kresna, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa, Gathotkaca dan Setyaki. Mereka menyambut kehadiran Sembadra dan Srikandi.

Sugriwa dan prajurit Kera/Wanara yang setia datang menyerang kerajaan Ngamarta. Bima, Gathotkaca dan Setyaki ditugaskan mengusir prajurit kera/wanara tersebut. Bathara Narada datang menemui perwira prajurit kera. Mereka dikumpulkan kemudian disuruh masuk ke dlm perapian agar masuk Nirwana. Kera-kera kecil banyak yang mati oleh prajurit Ngamarta yang dipimpin oleh Bima.

Kerajaan Ngamarta telah aman dan tenteram. Raja Yudhistira mengadakan pesta besar bersama warga Pandhawa.


R.S. Subalidinata
(sumber cerita: Cerita Rama Nitis. KGPAA Mangkunagara VII. Serat Padhalangan Ringgit Purwa Jilid XXXVII. Batawi Centrum: Bale Pustaka, 1932,L.21-24)

Sumber : http://wayang.wordpress.com/2010/03/07/jati-diri-kepemimpinan-kresna-17-rama-nitis/

No comments:

Post a Comment