Friday, February 25, 2011

Alap-Alapan Rukmini

“Alap-Alapan Rukmini” merupakan kisah yang menceritakan tentang penculikan Rukmini, anak raja Kumbina, Arya Prabu Rukma, oleh Narayana, anak raja Mandura, prabu Basudewa. Rukmini diperebutkan oleh Narayana dan Durna, pendeta Astina.

Duryudana menyadari bahwa jika Durna, yang berpihak kepada Duryudana, dapat mempersunting Rukmini maka Kumbina, raja beserta prajuritnya dapat dipersatukan dengan negara Astina, yang nantinya dapat membantu dan menambah kekuatan dalam menghadapi perang (Bharatayuda).

Namun Kresna tidak kalah cerdas/ cerdik, ia kemudian berusaha untuk mengambil terlebih dahulu.

Rukmini pun sebenarnya mencintai Narayana dan tidak menyukai Durna. Dalam kisah ini terlihat gambaran tentang peperangan antara keutamaan (Narayana) sebagai penjelmaan dewa Wisnu untuk memenangkan pertarungan melawan kejahatan (Duryudana).


Kata alap berarti ambil/ mengambil tanpa sepengetahuan yang memilikinya. Ini berarti bahwa Narayana mengambil Rukmini tanpa diketahui oleh orang tuanya/ raja Arya Prabu Rukma beserta prajurit kerajaan Kumbina.


Berikut kira - kira jalan cerita selengkapnya... :-)

=================================

Bismaka, raja Kumbina, mempunyai anak perempuan bernama Rukmini. Rukmini gadis cantik rupawan, sehingga banyak raja dan ksatria yang datang melamarnya. Namun lamaran itu belum diterima olehnya, sebab Rukmini jatuh cinta kapada Narayana yang sampai saat itu belum melamarnya. Rukmini dilamar juga oleh Pendeta Drona. Tetapi Rukmini berkeberatan.

Untuk menolak lamaran Duryudana, Rukmini mengajukan sayembara. Bila Pendeta Drona dapat menjelaskan makna ungkapan “Sejatining Lanang” dan “Sejatining Wadon,” Rukmini sanggup diperisterinya. Rukmini berpendirian siapa yang mengerti makna ungkapan itu, itulah suaminya.

Raja Bismaka mengumumkan pendirian Rukmini itu sebagai sayembara kepada semua pelamar, termasuk raja Duryodana.

Rukmana, anak raja Bismaka, diperintahkan untuk memberi tahukan peri-hal tersebut kepada raja Duryudana di Ngastina.

Setelah mendengar sayembara yang diminta oleh Rukmini, Pendeta Drona ingin menjelaskan ungkapan sayembara itu. Pendeta Drona berkata, bila ia berhasil mempersunting Rukmini, kerajaan Kumbina akan bersatu dengan Ngastina.

Keluarga Pandhawa tidak akan dapat meminta bagian kerajaan Ngastina, karena hubungan persaudaraan mereka semakin erat. Raja Duryudana amat senang, maka keinginan Pendeta Drona didukung sepenuhnya. Pendeta Drona diijinkan pergi ke Kumbina, sejumlah warga Korawa membantunya.

Berangkatlah Pendeta Drona dan warga Korawa datang di Kumbina. Dipimpin oleh raja Duryudana.

Raja Bismaka duduk di atas singgasana, rapat dengan Patih Bisawarna, para menteri, hulubalang dan pembesar negara.

Tengah mereka rapat serius, datanglah Rukmana, kembali dari Ngastina dan Ngamarta. Rukmana melapor bahwa telah menjalankan tugas perintah raja, memberi tahukan peri-hal tentang sayembara kepada raja Duryudana dan mengundang kehadiran keluarga Pandhawa.

Tidak lama kemudian Yudhistira, Bima, Nakula dan Sadewa datang menghadap raja. Arjuna tidak ikut hadir, karena bertugas menjaga negara.

Raja Bismaka memberitahu-kan rencana perkawinan Rukmini dengan Pendeta Drona.
Raja berkata, Rukmini sanggup diperisteri Pendeta Drona, bila teka–tekinya tepat ditebak maknanya. Sebelumnya warga Pandhawa telah tahu rencana perkawinan Rukmini dengan Pendeta Drona itu, maka kedatangan mereka telah membawa harta pesumbang berupa emas, ratna manikam dan pakaian kebesaran putri - buatan Arjuna.

Setelah selesai penyambutan, raja Bismaka dan Yudhisthira masuk ke istana. Bima, Nakula dan Sadewa diantar Rukmana ke balai peristirahatan. Mereka berjauhan dengan tempat tinggal warga Korawa. Kemudian Rukmana naik kuda memeriksa persiapan perhelatan, penghiasan istana dan kota sekitarnya.

Narayana berbincang-bincang dengan adiknya, Sumbadra. Sumbadra menyatakan kesedihan hatinya karena telah beberapa malam kakaknya selalu pergi sampai jauh malam.

Narayana menjawab bahwa kepergiannya untuk berkunjung ke rumah para pegawai dan terhibur oleh macam-macam pertunjukan. Setiap Narayana hendak pergi, menangislah Sumbadra. Narayana menghiburnya, berlagu tembang kawi, bercerita kecantikan bidadari dan cerita yang lain. Setelah Sumbadra lengah tertidur, pergilah Narayana ke Kumbina, Patih Udawa diminta untuk menjaga adiknya.

Sementara itu Bagawan Abyasa di Wukir Retawu, duduk di wisma Wiyatasasana, dihadap para siswa.

Sang Bagawan sedang menguraikan Aji Jaya Kawijayan. Kebetulan, Arjuna datang bersama punakawan. Arjuna menghormat, lalu menyampaikan berita tentang sanak saudara dan rencana perkawinan putri Kumbina.

Diceritakan bahwa sanak saudara telah hadir di Kumbina, dan Arjuna ingin menyepi di Wukir Retawu. Bagawan Abyasa tidak menyetujui sikap Arjuna itu.

Arjuna diminta supaya menyusul ke Kumbina. Sang Bagawan yang bijaksana itu berkata, bahwa tidak lama lagi akan terjadi perang saudara. Arjuna terkejut mendengar apa yg dikatakan Sang Bagawan, Arjuna berpikir akan terjadi perang Bharatayuda. Ia mohon diri dan Bagawa Abyasa merestuinya.

Arjuna dan punakawan meninggalkan pertapaan Wukir Retawu, menuju ke Kumbina. Di tengah hutan, mereka berjumpa dengan dua Raksasa Besar lagi dahsyat. Raksasa itu utusan raja Wanasasomah untuk mencari daging manusia atas keinginan isteri raja yang hamil muda.

Arjuna hendak ditangkap, sehingga terjadilah perkelahian hebat. Arjuna melepaskan panah, dua raksasa musnah, menjadi Bathara Kamajaya dan Bathari Kamaratih. Arjuna datang menyembahnya. Kamajaya memberi tahu tentang perang yang akan terjadi. Yang terjadi bukan perang Baratayuda, tetapi Pandhawa dan Korawa akan terlibat di dalamnya. Setelah berpesan, Kamajaya dan Ratih naik ke Kahyangan.

Raja Bismaka kembali duduk di atas singgasana, dihadap oleh Yudhistira, Bima, Nakula, Sadewa serta para menteri Negara Kumbina.

Tidak beberapa lama, datanglah raja Duryodana mengawal Pendeta Drona, untuk melamar Dewi Rukmini. Raja menerima kedatangan mereka dengan hormat. Setelah mengutarakan maksudnya, Raja Bismaka memohon agar wakil dari pelamar yang dipimpin oleh Duryodana menebak makna teka-teki sayembara.

Pendeta Drona menjelaskan makna teka-teki. Jawaban Pendeta Drona dianggap benar oleh raja Bismaka. Pendeta Drona disambut oleh raja, supaya masuk ke Taman Keputren, dikawal oleh Rukmana.

Rukmini menjadi kebingungan dan bersedih hati. Ia menganggap jawaban Pendeta Drona tidak benar, maka ia menangis di hadapan ibunya. Ia tidak bersedia dikawinkan dengan pendeta tua itu. Rukmana datang menghantar Pendeta Drona, Rukmini lari ketakutan. Rukmana kembali menghadap raja. Pendeta Drona hendak memeluk permasuri raja yang dikiranya Rukmini. Permaisuri pun lari menyembunyikan diri.

Rukmini meninggalkan istana Keputren, masuk ke Taman. Di Taman ia melihat Narayana, lalu didekatinya untuk minta perlindungan. Rukmini bercerita bahwa dirinya tidak bersedia diperisteri Pendeta Drona, karena ia telah jatuh cinta kepada Narayana. Narayana menyambut dengan senang hati dan sanggup melindunginya.


Pendeta Drona tiba di Taman. Narayana menyongsongnya dalam wujud raksasa besar. Narayana tiwikrama, melangkah menyergap sang pendeta.

Pendeta Drona lari ketakutan, menghadap raja Bismaka dan berkata bahwa raksasa besar masuk di Taman dan membawa lari Rukmini.

Raja Bismaka mendengar laporan peristiwa dalam istana, meminta bantuan Yudhistira dan Duryodana. Warga Korawa dan Pandhawa berusaha melawan raksasa besar itu.

Raksasa mengamuk, Patih Sengkuni lari bersama warga Korawa. Yudhistira didorong-dorong maju menyerang, tetapi hanya diam, berdiri memandang lawannya. Bima cepat-cepat menyambut raksasa, sehingga sang raksasa mundur sembunyi di Taman.


Bima pun menyerang tapi raksasa menghilang. Bima merusak Taman, mencari raksasa. Pandhawa dan Korawa yang hadir di Kumbina tidak mampu melawan raksasa besar itu.

Raja Bismaka berunding dengan Yudhistira, mereka menyayangkan ketidak hadiran Arjuna. Nakula diminta Yudhistira mencari Arjuna, lalu kembali ke Ngamarta. Arjuna sedang menghadap Dewi Kunthi, lalu diberitahu oleh Nakula hal-ikhwal yang terjadi di Kumbina. Arjuna diminta menolong keselamatan negara Kumbina. Arjuna dan Nakula pin berangkat bersama menuju Kumbina.

Raja Bismaka menyambut kedatangan Arjuna. Setelah diberitahu maksud panggilannya, Arjuna pergi ke taman, tempat raksasa bersembunyi. Terjadilah perkelahian antara Arjuna dan Raksasa. Raksasa menghilang, dan dikabarkan mati oleh Arjuna..

Raja Duryodana tahu bahwa raksasa itu sebenarnya Kresna, lalu menyuruh agar Korawa menggempur Randhukumbala di Dwarawati.

Sumbadra dan Udawa sedang asyik membicarakan kepergian Narayana. Tiba - tiba diserang oleh Warga Korawa, akan tetapi tdk sanggup menghadapi patih Udawa. Kemudian Arjuna datang menemui Udawa dan Sumbadra.

Arjuna meminta agar Patih Udawa mencari Narayana, sebab atas petunjuk para Dewa akan dikawinkan dengan Rukmini dari Kumbina.

Sepeninggal Udawa ke Kumbina, Arjuna bercerita kepada Sumbadra bahwa Narayana mati dibunuhnya, karena melakukan pencurian di Kumbina.
Sumbadra marah, lalu Arjuna diserangnya. Arjuna menyerah lalu diikat dan dibawa ke Kumbina.

Sumbadra hendak menuntut kematian Narayana. Arjuna dan Rukmini harus dihukum mati karena mereka penyebab kematian kakaknya
Patih Udawa menemui Kakrasana, lalu diajak pergi ke Kumbina, menunggui perkawinan Narayana dan Rukmini. Mereka menuju ke Kumbina.

Sumbadra menghadap raja Bismaka, menyerahkan Arjuna. Ia menuntut hukuman mati bagi Arjuna dan Rukmini. Raja menerima tuntutan Sumbadra, lalu diminta untuk menghadap permaisuri raja, meminta agar Rukmini diserahkan kepadanya.

Permaisuri raja menjawab bahwa Rukmini bersembunyi di Taman. Sumbadra datang ke Taman dengan keris terhunus. Dilihatnya Rukmini sedang duduk bersedih hati di Taman.

Sumbadra mendekatinya, minta agar Rukmini menyerahkan diri. Setelah mengerti kedatangan dan maksud Sumbadra, Rukmini menyerah dan minta segera dibunuh. Ketika keris hendak ditikamkan ke dada Rukmini, Narayana datang menahannya. Sumbadra tercengang, Narayana ternyata tidak mati. Narayana meminta agar Sumbadra adiknya dan Rukmini meninggalkan Taman.

Raja Duryodana datang menemui raja Bismaka, meminta agar Pendeta Drona segera dikawinkan dengan Rukmini.

Permaisuri berkata bahwa Rukmini tinggal di Taman. Warga Korawa pergi ke Taman tetapi tidak menemukan Rukmini, karena Rukmini dibawa lari Narayana.

Warga Korawa mengamuk, Bima turun tangan memadamkan amukan itu. Warga Korawa berhasil diusir pergi dari Kumbina. Arjuna mencari Rukmini. Setelah bertemu, maka Arjuna, Rukmini dan Sumbadra menghadap raja Bismaka.

Raja telah dihadap oleh Kakrasana, Yudhistira, Bima, Nakula, Sadewa dan warga Kumbina. Rukmini ditanya oleh raja, sungguhkah ia jatuh cinta kepada Narayana. Permasuri bercerita, bahwa telah lama anak perempuannya menerima balasan cinta dari Narayana. Permaisuri menginginkan menantu jelmaan Wisnu.





















Rukmini merasa tentram di dalam pelukan
Narayana atau Kresna, seorang Raja titisan Wisnu
(karya Herjaka HS 2008)



Kakrasana atas nama orang tua dan saudara minta maaf atas kesalahan adiknya. Kemudian, minta kerelaan raja untuk memperisterikan Rukmini dangan Narayana.

Raja Bismaka berkenan, Rukmini dan Narayana disambut dengan pesta perkawinan di Kumbina. (Sumber: Serat Padhalangan Ringgit Purwa. Jilid 23:3-8)

(RS. Subalidinata)

Sumber :

http://wayang.wordpress.com/2010/03/07/jati-diri-kepemimpinan-kresna-11-cerita-perkawinan-kresna/

http://wayang.wordpress.com/2010/03/07/jati-diri-kepemimpinan-kresna-12-mendapat-menantu-titisan-wisnu/

No comments:

Post a Comment